Tuesday, March 18, 2008

TIPS BUKA BUTIK VI: INTERIOR DESIGN

TIPS BUKA BUTIK VI : INTERIOR BUTIK

Sebenarnya tulisan untuk interior butik sudah lama diminta oleh beberapa milis BSM, namun saya masih berat, mengingat saya bukan pakar interior design, nanti pasti ada saja yang mengkritik tidak enak…. ( trauma nih ). Tapi demi seorang teman yang butuh advice akhirnya saya tulis artikel ini.

Prinsip Saya :

Semakin nyaman sebuah butik, semakin betah customer di dalam butik, semakin banyak juga tergoda untuk membeli barang-barang yang ada di dalam butik.

Konsep

Idealnya sebuah butik berawal dari sebuah konsep yang matang. Konsep itu lah yang menentukan barang apa yang hendak dijual, bagaimana cara penjualannya, dan yang jelas interior butiknya… Sebenarnya banyak sekali butik di Jakarta yang barang-barangnya bagus, namun karena interior butik tidak menarik atau tidak terurus jadi membuat butik itu tidak dapat “ mengundang atau menggoda orang untuk masuk ke dalam “ dan yang lebih parahnya dapat menurunkan nilai barang-barang yang ada didalam butik tersebut. Tapi ada juga butik yang sebanarnya barangnya biasa saja, karena interiornya sangat menarik jadi mengundang selera dan menggoda orang masuk ke dalam butik tersebut dan ingin membeli barang yang ada didalamnya.

Contoh:

Kamiseta di PIM, sebenarnya barang disana kalau dilihat tidak terlalu “ wah “, namun karena interior design nya sangat sangat manis dan pas dengan konsep Kamiseta , membuat butik ini jadi sangat menarik untuk dimasuki… Pencahayaan yang tepat di Kamiseta membuat barang-barang yang di display jadi lebih menarik… Kursi dan sofa yang ada didalam Kamiseta membuat orang jadi semakin betah berlama-lama di dalam….

Butik Ayilian di Cina, sebenarnya barangnya juga biasa saja, tidak high quality, namun design tokonya yang sangat menarik seperti rumah boneka Barbie, dan jika di dalamnya kita berasa seperti Barbie, maka kita jadi betah berlam-lama dibutik tersebut, dan dengan sendirinya jadi lebih banyak berbelanja di butik tersebut.

Faktor Dalam Interior Design Sebuah Butik

  1. Pencahayaan
  2. Warna Tembok atau Wallpaper
  3. Display
  4. Furniture

Pencahayaan :

Saya tahu, tarif listrik memang amat sangat mahal sekarang, tapi ini adalah faktor “ a must “ yang tidak bisa ditawar dalam sebuah butik. Butik yang remang-remang membuat barang jadi tidak menarik dan terlihat kusam, padahal belum tentu barang yang di display nya jelek, atau kusam juga. Pencahayaan yang penuh memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun dapat meningkatkan daya jual di butik itu sendiri. Pencahayan yang memberi efek kekuning-kuningan sebaiknya harus dihindari karena memberi efek kusam pada display, apalagi untuk baju-baju berwarna terang, terutama putih. Untuk itu harus lampu yang memberi efek cahaya netral sehingga tidak merusak warna baju.

Warna Tembok atau Wallpaper

Warna dasar sebuah tembok atau wallpaper berperan penting dalam memberi kesan dari sebuah butik. Banyak orang yang tidak terlalu menyukai warna-warna yang cenderung agak gelap atau agak dingin, namun justru warna-warna tersebut memberi efek latar yang lebih baik. Sudah terbukti secara psikologis, setiap warna menimbulkan efek psikologis yang berbeda pada setiap orang, misalnya warna merah untuk membangkitkan gairah atau warna biru muda yang memberikan efek tenang. Dari yang saya pernah lihat, kadang warna-warna yang dimata kita “ ajaib “ , justru punya efek yang dahsyat dari sebuah butik.

Warna-warna seperti Navy Blue, Abu-Abu bahkan hitam bisa jadi latar yang tepat untuk menonjolkan warna baju atau barang-barang yang di display… Latar Belakang hitam sekarang sepertinya jadi keharusan untuk butik-butik perhiasan dan jam tangan mewah untuk menonjolkan efek bling-bling dari display mereka.

Warna-warna pastel yang memberi efek rasa tenang dan santai cocok untuk barang-barang yang sifatnya casualwear seperti Kamiseta, Benneton, Episode, Juicy Couture, dll…. Warna-warna seperti baby pink, baby blue, lime green, peach, cocok untuk butik perlengkapan bayi.

Display

Display yang baik idealnya tidak menumpuk barang-barang terlalu banyak disatu tempat. Butik-butik di Milan jarang memajang barang terlalu banyak di display mereka, malah kadang menurut saya terlalu sedikit, ini karena mereka memang ingin menonjolkan setiap itemnya.

Kesalahan yang sering terjadi di butik-butik di Indonesia sering kali justru karena mereka memajang begitu banyak barang dan memajangnya juga tidak rapi. Pajangan yang terlalu banyak menurunkan nilai keindahan barang-barang yang dipajang.

Dan yang paling sering menjengkelkan saya ( penyakit butik di Indonesia ) adalah memplastiki bajunya. Jujur saja, baju-baju yang didisplay dalam plastik sama saja membuat orang tidak boleh menyentuhnya, atau membuat orang enggan menyentuhnya. Kadang , justru karena menyentuh dan yang disentuh sangat halus , orang jadi ingin membeli

Kadang saya melihat display yang sudah bagus namun tidak terurus, berdebu atau ada cap jarinya…. Pastikan pegawai anda rajin membersihkan display di butik anda. Sering juga karena jarang dibersihkan bisa menimbulkan bersin-bersin. Pernah seorang teman saya bercerita, dia sangat sensitive terhadap debu. Dia masuk ke butik ternama, namun agaknya pemiliknya kurang care terhadap display di butiknya, teman saya jadi bersin-bersin terus, karena tidak tahan akhirnya dia keluar tanpa beli apa-apa dibutik tersebut.

Furniture

Furniture adalah faktor penting juga. Saya sering jengkel lihat butik butik yang enggan menyediakan kursi-kursi yang nyaman bagi customernya. Prinsip saya , semakin nyaman sebuah butik, semakin lama customer di dalam sebuah butik, semakin banyak yang dia beli… Customer yang mapan alias banyak duit kebanyakan sudah berumur, kadang dibutik-butik seperti Zara atau Mango kita sering melihat ibu-ibu yang membawa anak gadisnya, karena tidak disediakan sofa yang nyaman jadi si Ibu tidak betah berlama-lama di dalam. Padahal justru jika lebih lama an lebih nyaman pasti semakin banyak yang dibeli.

Hal ini tampaknya sangat diyakini Takashimaya di Singapura atau di Jepang. Mereka selalu menyediakan kursi-kursi yang nyaman untuk duduk sambil memilih barang. Lihat saja, betapa banyaknya bapak-bapak yang duduk menunggu di kursi-kursi yang disediakan, ibu-ibunya jadi betah memilih barang tanpa harus pegal berdiri dan dicereweti suaminya. Butik-butik seperti Chanel, Burberry menyediakan majalah-majalah yang membuat sofa terasa lebih nyaman, atau Armani di Milan malah menyediakan jasa membuatkan jus…. What a life!!!…

Saran saya…

Jangan segan-segan untuk berinvestasi dalam interior sebuah butik, karena tidak akan ada ruginya…Semakin nyaman sebuah butik, semakin menarik butik tersebut untuk dimasuki.

Have Fun in Your Boutique

Amy

No comments:

Post a Comment