Friday, October 31, 2008

JANGAN JADI TURIS KERE DI BALI

Untuk ukuran kantong penduduk Indonesia kelas menengah ke atas, berlibur ke Bali itu jika ingin nyaman , dalam arti bukan jadi turis bule gembel atau backpacker ( sorry to say to backpackers ), terasa mahal, baik untuk biaya penginapan atau biaya “ kenakalan” , termasuk didalamnya dugem dan shopping…

Makan di restaurant yang biasa banget, bukan yang dikategorikan mewah, paling tidak kita harus merogoh kocek sebesar Rp. 100.000/orang… jika mau makan malam ala fine dining, paling tidak kita harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 150.000/orang, itu belum termasuk minuman seperti cocktail atau wine… bisa lebih dari segitu….


Begitu juga untuk biaya dugem, Kudeta adalah yang termahal… menurut saya… segelas bir bisa mulai dari Rp. 100.000 ++ , aneka cocktail , sekitar Rp. 150.000++ jangan ditanya kalau namanya buka botol.. wah benar-benar mahal untuk ukuran orang Indonesia… tapi menurut saya , harganya memang sebanding gengsi yang ditawarkannya… sebagai club paling prestigious di negeri ini…

Yang saya suka sesali justru prilaku orang bali atau pekerja-pekerja dunia pariwisata di Bali yang suka pandang remeh terhadap turis Indonesia… Perasaan saya, di mata mereka mungkin menganggap, orang Indonesia ini kere, tidak berduit seperti orang bule…. Atau orang jepang… Padahal sebenarnya tidak juga… sebagai icon Belanja Sampai Mati, saya tahu persis mental dan budaya orang Indonesia yang sangat konsumtif… kalau mereka dari kalangan berduit… Dan saya pribadi, kalau namanya berlibur, itu nyaris ga ada cerita ala gembel bule... saya bukan tipe orang yang bisa backpacker... sorry to say... kalau mau berlibur itu ya untuk senang, untuk dinikmati dan nyaman.... jadi tidak mungkin dong kalau tidak bayar harga.... jadi judulnya pasti bawa duit dan berlebih... untuk itu kita berhak dong dilayani dan dihormati, oleh sesama bangsa sendiri lagi...

Cerita saya nih…

Di sebuah toko perhiasan perak yang sangat terkenal RP…

Saya masuk melihat lihat etalase mereka, ada sebuah anting-anting imut yang saya kepengen sekali.. Pada waktu yang bersamaan ada beberapa orang bule yang nampaknya serombongan datang melihat-lihat…. Lalu saya panggil sales attendant nya… “ jegek … saya mau lihat dong..?? “ jawab dia ketus… “sebentar” .. Karena saya memang benar benar ingin beli, saya rela menunggu… sambil melihat lihat yang lain…Tidak lama kemudian rombongan bule itu ngeloyor pergi tanpa membeli apapun… lalu saya panggil lagi tuh jegek itu…. Ada dua orang mereka…. Mereka menghampiri saya… baru melayani saya semenit… lalu masuk lah dua orang perempuan Jepang… rupanya sales attendant yang tadi melayani saya bisa berbahasa Jepang, tanpa permisi, dia langsung meninggalkan saya tanpa permisi… Satu kata saja…. KURANG AJAR…. Lalu saya langsung keluar toko itu… dan saya bersumpah sampai mati tidak akan ke toko itu lagi….

Ketika saya check in di sebuah butik hotel… begitu saya bilang saya sudah reservasi, mereka langsung bilang begini… Ibu tahu tidak kalau tarifnya dalam US $$$$...??? terus saya bilang sama mereka.. mau mata uang apapun itu, kalau saya sudah bisa masuk, artinya saya sudah bisa bayar… sebel ga sih??? Ini kan REPUBLIK INDONESIA, kenapa rupiah sama sekali tidak dihargai???

Ketika saya sedang berjalan jalan di seminyak, saya melihat ada sebuah gallery yang menjual sofa yang sangat nyaman, jika dilihat… lalu saya tanya berapa harganya… jawaban si jegek ini… ini dalam USD… langsung saya semprot habis-habisan.. pertanyaan saya kan… ini harganya berapa?? Ya jawab dong dengan berapa harganya… bukan dijawab dengan kalimat : ini dalam USD… benar-benar menyebalkan…

Makanya jika berkunjung ke Bali, saya pantang gaya gembel… harus kelihatan berduit… terpaksa deh tanduk ibu pejabat dikeluarin… hahhaha baru deh dianggep… sebel tidak dihargai dinegeri sendiri…

No comments:

Post a Comment